Rabu, 18 Juni 2014

MENGAPA KITA MEMILIH ISLAM (kutipan Ceramah KH. Syarif Rahmat)
Oleh:
Foto0080.jpg
A.    Yasir Hadibroto
Agama selain Islam banyak diberi nama sesuai nama pendirinya atau bahkan berasal dari nama daerah di mana agama itu muncul. Berbeda dengan Islam, meskipun Islam dibawa oleh Rosul bernama Muhammad agama yang dibawanya bukan Muhammadiyah, Rasul pernah di Makkah dan di Madinah nama agama yang dibawanya bukan Makiyah bukan juga Madaniyah.
Namun demikian Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah Islam yang terambil dari kata aslama yuslimu islaaman, yang berarti kepasrahan secara total kepada Allah SWT. Islam juga diambil dari kata salama yuslimu salamatan, yang berarti keselamatan serta kedamaian, dengan demikian orang yang memeluk agama Islam dijamin oleh Allah akan selamat jika didukung dengan kepasrahan secara mutlak kepada-Nya. Maka dalam Shalat disunnahkan membaca Inni wajjahtu wajhiya… Inna shalatii wanusuki …(sesungguhnya aku menghadapkan wajahku… sesungguhnya shalatku…)
Dengan demikian Arti Agama Menurut Islam adalah:
ودع إلهي سائقٌ لذوى العقول السليمة ينال السعادة فى معاشهم ومعادهم
“Agama adalah seperangkat aturan Tuhan bagi makhluk yang punya akal sempurna, agar memperoleh kebahagiaan baik didunia fana maupun di akhirat.”
Oleh karena itu target agama bukan untuk menghibu Tuhan dan juga untuk Menyiksa hamba. Dengan demikian tidak ada ibadah berbentuk hiburan, juga tidak ada ibadah dalam bentuk penyiksaan.
Untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat ada tiga dimensi yang harus dicapai:
1.      Dimensi spiritual
Ketika manusia menjalankan syari’at agama, dosanya diampuni, pahalanya bertambah jiwanya lebih tenang.
2.      Dimensi medical
Ketika dia melakukan ibadah badannya akan lebih sehat dari yang tidak beribadah
3.      Dimensi sosial
Orang yang taat menjalankan agama, pasti kehadirannya di masyarakat akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang tidak beribadah.
Mengenai tiga dimensi ini dapat dicontohkan salah satunya dalam Ibadah shalat:
Shalat digambarkan Rasul bagaikan Nahr (danau atau sungai besar)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَفِي حَدِيثِ بَكْرٍ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالُوا لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالَ فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا (صحيح مسلم جز 3  صفحة419)
Dalam shalat ada tiga dimensi, spiritual, medical, serta sosial:
1.      Orang yang mandi lima kali badannya bersih, begitulah shalat. Jika dalam lima waktu seorang hamba mampu mendirikannya, maka jiwa raganya akan bersih dari dosa. Dan dengan ini jiwanya menjadi tenang, hatinya sehat. Mengapa demikian? Karena dalam shalat ada anjuran Aqimish shalaata lidzikrii.. (dirikanlah shalat untuk mengingatku). Untuk mengingat Allah orang yang shalat harus khusyu’.
Masalahnya sekarang untuk memperoleh ketenangan tersebut apakah shalat kita telah khusyu’?
Dalam hal ini berbagaimacam orang mengartikan khusyu’:
a.       Kalau telah mampu memaknai seluruh terjemahan bacaan shalat
b.      Kalau ia mampu melupakan segala sesuatu dalam shalat
c.       Kalau dalam shalat mempu mengingat keindahan surge atau panasnya siksa api neraka.
Pemahaman demikian harus diluruskan. Khusyu’ yang sebenarnya  dalam terminology shalat adalah:
46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.(al Baqarah: 46)
Jika khusyuk dapat diraih, maka jiwanya akan tenang. Karena apapun yang terjadi dan dialami diyakininya atas kuasa Allah SWT.
2.      Shalat dalam segi medical.
Dalam gerakan shalat seiring dengan kemajuan teknologi, banyak ulama yang dapat menunjukkan suatu bukti bahwa tidak ada olah raga apapun yang mampu menjamin kesehatan badan kecuali ibadah Shalat.
Dengan penemuan ini umat Islam harus yakin bahwa Shalat selain sebagai ibadah berdimensi spiritual, shalat juga dapat menjadikan badan menjadi sehat.
Berkaitan dengan ini mungkin timbul pertanyaan, mengapa Shalat diyakini mampu menjadi asbab sehat pelakunya.?? Jawabannya tiada lain adalah karena badan ini adalah ciptaan Allah Tuhan semesta Alam, maka yang paling tau organ tubuh dan bagaimana menjaganya hanyalah Allah. Dengan demikian dalam menjaga kesehatan tubuh seyogyanya setiap muslim lebih mengutamakan Shalat daripada olahraga-olahraga lain. Yakinlah bahwa orang yang rajin mendirikan shalat badannya akan lebih sehat dibanding yang meninggalkannya.
3.      Shalat dalam segi sosial
Sebagai contoh dalam shalat ketika mengucapkan salam seolah-olah kita menyebarkan kedamaian. Ucapan salam yang berarti keselamatan bagimu jika benar-benar diamalkan setelah selesai mengerjakan shalat.
Belum saja orang yang selesai shalat beranjak dari tempat duduk Islam mengajarkan kedamaian melalui dzikir Allahumma Antas Salam…engkaulah sumber kedamaian, waminkas salam dan kedamaian karena engkau yang memberikannya…
Jika tiga dimensi ini tidak dapat membentuk pribadi yang bahagia, damai dan tentreram, bukan berarti Islam yang salah. Tapi bisa jadi pemeluknya menjadikan atau menganggap Islam sebagai agama pemaksaan, sehingga dalam beribadah sedikit sekali rasa ikhlas dalam hatinya. Semua ibadah dilakukan dengan keterpaksaan.
Intinya dalam semua segi ibadah seperti zakat, puasa, haji dan lain sebagainya ada tiga dimensi, spiritual, medical serta sosial.